Tuesday, August 09, 2011

Di Belanda dengan Jilbab di Kepala

Sewaktu film Fitna booming di mana2 terutama Indonesia, saya termasuk golongan yang apatis. Sementara teman-teman berlomba menanyakan "Udah nonton Fitna?", saya cuma geleng-geleng kepala. Dibombardir dengan sekilas-sekilas tayangan di televisi nasional buat saya sudah cukup. Rupanya saya tidak bisa mengelak selamanya karena seminar sesi kedua hari Kamis kemarin ditutup dengan sedikit pembuka film Fitna tersebut.


Euhh ... tu kan ...

Iris, salah satu teman yang berasal dari Taiwan bahkan sampai shocked dan harus meninggalkan kelas saking ngerinya dengan apa yang ditayangkan di depan kelas. Dan bagi saya yang jadi satu-satunya cewek berjilbab di situ ... It's too offensive.

Saya percaya setiap ideologi punya ekstrimis masing-masing. Anders Behring Breivik yang sudah membunuh 90+ orang di Norwegia akhir Juli lalu menjadi bukti terbaru untuk hal itu. Lalu apa kabar saya dengan jilbab di kepala dan berada di negara tempat booming film Fitna itu berasal?

1. Hari kedua di sini, saya membeli es krim di gerai Venezia dan memesan Tiramisu Ice Cream. Begitu melihat saya berjilbab, si mbak2 Belanda yang jualan menyarankan saya membeli Cappuccino Ice Cream saja karena bebas alkohol dan toh rasanya nyaris sama. (Nice!)

2. Beberapa kali saya disapa dengan "Assalamu'alaikum" oleh orang2-entah-siapa dan saya selalu menjawab "Wa'alaikumsalam" dengan perasaan hangat yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Mirim, teman Korea saya, sampai bertanya "Do you know him?", ketika saya disapa sesosok lelaki superkekar di Utrecht Centraal :D

Tulisan kali ini akan saya tutup dengan pendapat Sri Mulyani yang saya baca di Intisari:

Obrolan tentang multikulturalisme yang keluar dari mulut seorang muslim Jawa yang tinggal di Indonesia itu omong kosong!

Rasanya berada di sini saya baru bisa mengerti.

senaz.blogsome.com

P.S. Sebelum ke sini saya nyari buku di atas, tapi belum nemu, euy!

6 comments:

semuasayanganna said...

kamu di belanda? mas amristadi lagi di australia nih.. hihihi..
sekeluarga sekolah keluar semua yaa..

goodluck dear!

Titish said...

Lah, aku baru tau *keluarga macam apa ini!* :p

Dua minggu doang sih mbak, doain bisa ambil master di sini juga yaa...

Btw belum kesampaian nyepeda di sini +_+

uthie said...

puasanya gimana tish? kok mangan ek krim kowe? woooooo. :p

Bjonnicus said...

multikulturalisme dari seorang jawa cuma manis di bibir memutar kata ya, mba Titi..

Sirsad said...

topik ini menarik buat dibahas karna di indonesia, muslim kan mayoritas, sedangkan di belanda, muslim jadi minoritas. tapi sayangnya, tulisanmu terlalu sedikit tentang topik ini. mungkin lain kali kamu bisa nulis yg lebih komplit lagi mumpung kamu lagi ada di TKP (belanda)....hehehe..

Panda said...

melanggar sumpah untuk kedua kalinya :(

lanjutan dari komentar bang syad: Sekalian nulis novel Tis, mumpung MASIH di TKP :D

Aku jamin, laris manis kayak pisang ijo buat prabuka puasa :D