Wednesday, February 29, 2012

Rachmat Yunanto

Belakangan kalau si pacar tanya saya lagi apa, cukup sering saya menjawab lagi pergi sama Rachmat Yunanto. Si pacar tahu si Rachmat Yunanto ini pacar cadangan saya di sini, tapi dia nggak pernah marah karena ...

... ini dia orangnya!


Rachmat Yunanto a.k.a Rachmi Yunita ini teman terdekat saya di kampus dua tahun belakangan. Sebelumnya saya tidak begitu dekat dengannya secara personal dan hanya mengenalnya sebagai teman-sejurusan-yang-berbadan-kekar #ehh. Malah kadang saya merasa pacar cadangan saya ini lebih macho daripada si pacar asli yang sisi femininnya bisa bikin geleng2 kepala. Kami mulai dekat gara2 dia juga tertarik dengan kartu pos dan mulai saya ajari tips membuang uang dengan baik dan benar melalui postcrossing. Belakangan kami baru tahu kalau selain kartu pos kami juga sama-sama suka makanan. Dan yang asyik lagi Rachmi ini orangnya royal dan suka mentraktir orang. Terakhir saya ditraktir di ViaVia Cafe dengan uang dari hasil pertandingan.

Pertandingan?

Udah ketebak dong ya dari badannya. Badan Rachmi yang macho ini memang cocok dengan kesehariannya yang merupakan seorang atlet ...

... bridge. Dia sudah keliling Indonesia berkat main bridge ini lho ... Hebat, kan? Meskipun macho, jangan salah, Rachmi suka memasak. Sop jamur, sambel, dan tempe garitnya enakkk. Rachmi dulu punya peliharaan ikan mujair kesayangan bernama Molek. Sewaktu Molek mati, Rachmi sedih bukan kepalang, tapi ya tetep aja si Molek ini dimasak dan dimakan.

Playing bridge (exetergcc.co.uk)

Selain kartu pos, Molek, dan makanan, minat Rachmi yang lainnya adalah wine. Entah kenapa. Sejauh ini Rachmi baru menyalurkan minatnya tersebut pada koleksi kartu posnya yang bergambar anggur, wine, atau bir. Kayaknya tinggal menunggu waktu saja sampai dia memberanikan diri untuk benar-benar menyedot menenggak wine tersebut. Moto hidupnya: semakin haram semakin enak! Rachmi juga mengoleksi kartu pos bergambar makanan. Syukur2 ada keterangan resepnya untuk kemudian benar-benar dicoba. Kami punya mimpi untuk membuat kartu pos dengan gambar makanan Indonesia. Sejauh ini kami baru berada pada tahap berwisata kuliner bersama. Pengalaman berwisata kuliner bersamanya yang paling berkesan adalah keblasuk berjam-jam di daerah ISI untuk mencari di mana Mangut Lele Mbah Marto Nggeneng berlokasi.

Sebentar lagi Rachmi akan mudik ke Balikpapan meninggalkan tugas akhirnya selama setengah bulan. Kemudian kami berdua bencana akan liburan ke Malang untuk sementara, main ke tempat adeknya yang berkuliah di sana. Nantinya, setelah rampung menunaikan kewajibannya dalam menuntut ilmu, Rachmi pengen jadi apapun-selain-guru. Konon digaji setinggi apapun dia tidak sudi. Tadi pagi Rachmi saya ajak pergi, tapi menolak karena sedang on fire mengerjakan skripsi. Daripada tulisan kali ini semakin menjurus ke hal2 berbau lesbi, marilah kita doakan semoga Rachmi segera lulus dengan penuh prestasi.

Go Rachmiiii!!!!!

P.S. Tulisan ini dibuat dalam rangka menyemangati Rachmi dan memperkenalkan pacar cadangan kepada si pacar asli :))

Tuesday, February 28, 2012

Curhat Berkedok Skripsi

Dalam rangka menyambut gelar Spesial Sambal (S.S.) yang mejeng di belakang nama saya, berikut ini saya kutipkan sepenggal isi tugas akhir saya tentang Nama Makanan Kecil dalam Bahasa Jawa yang setelah dibaca-baca lagi kok jebul ora mutu yohhh...

Masyarakat Jawa bahkan memiliki istilah khusus untuk persediaan makanan tamu ini, yaitu emon-emon (Widada, 2001:186). Meskipun demikian, tidak semua keluarga Jawa memiliki kebiasaan menyimpan makanan karena kebiasaan ini juga dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan tingkat kepedulian setiap anggota keluarga. Terkadang makanan yang sudah sengaja disimpan untuk tamu oleh sang ibu dimakan oleh si anak karena keinginan si anak yang besar untuk ngemil sementara tidak ada lagi makanan kecil lain. Pada keluarga yang demikian, emon-emon biasanya disimpan oleh sang ibu di tempat yang tersembunyi.

Oalah, Nduk, kowe ki gawe skripsi opo curhat ... xD

Salam,
Ahli Klepon