Saya semacam percaya bahwa di akhirat nanti kita dikumpulkan di Padang Mahsyar itu dalam rangka nonton layar tancep. Setiap orang yang pernah hidup di muka bumi bakalan dapat giliran jadi pemeran utama untuk filmnya masing-masing. Orang yang kenal dengan si pemeran utama dapat kursi VIP sedangkan yang nggak kenal ya boleh juga deh nonton, tapi di pinggir-pinggir aja yaa... Nggak akan ada yang protes masalah durasi karena harap diingat bahwa itu akhirat, kamu nggak harus buru-buru setelah itu mau ngapain. Kan kita punya banyak sekali waktu: SELAMANYA.
Ternyata selama ini ada kamera tersembunyi di sekitar kamu. Setiap film nantinya menyoroti kehidupan seseorang dari lahir sampai mati saja, biar penontonnya sendiri lah yang menyimpulkan. Filmnya ini komplet dengan voice over, adegan ngomong sendiri yang disuarakan ala sinetron2 Indonesia itu. Jadi kamu cuma mbatin aja para penonton sedunia tahu apa yang kamu pikirkan lohh... Kamu bisa tahu kehidupan orang yang kamu kenal sedalam-dalamnya, terutama hal-hal yang tidak terselesaikan dan tidak sempat tersampaikan/terkatakan ketika kalian masih hidup. Konsekuensinya ya kehidupanmu juga ditonton orang-orang sejagad raya. Layar tancep ini layar tancep teradil sedunia: menonton dan ditonton.
Konsep di atas menurut saya cukup mengerikan ^^ Dan dengan mempercayai itu seharusnya saya bener-bener menjaga tingkah laku saya.
Tapi kok yaaaa......
2 comments:
Merinding juga baca analoginya.. Tapi tetep aja... >_<
bener juga sih. tapi ga setiap saat bisa sadar kaya gini *sigh*
Post a Comment