Belakangan ini terkadang saya harus terhenti-henti mengerjakan skripsi karena deraan nyeri punggung yang bertubi-tubi (nggak separah itu deng, biar berima aja :p) Seperti sekarang ini, jam segini saya udah leyeh-leyeh hanya berarti bahwa si punggung tersayang minta diistirahatkan. Saat leyeh-leyeh begitu saya refleks melamun dan mengalami semacam momen ketersadaran: UDAH TANGGAL SEGINI LHOOO! Rasanya masih kayak mimpi saya sebentar lagi akan menginjakkan kaki di negeri Walandi. Bahkan tanggal segini sebulan lagi, saya sudah ada di Indonesia lagi. Time does fly :)
Setelah sempat berkelana ke masa depan, lamunan saya jalan-jalan ke belakang dan terhenti pada tanggal sembilan bulan keenam silam.
9 Juni 2011? Iya, hari bersejarah itu, hari pengumuman Kompetiblog 2011 dengan hasil yang masih sukar saya percayai sampai sekarang itu. Apa yang pemenang ke-1 rasakan pada hari itu bisa kalian baca di sini dan apa yang pemenang ke-2 rasakan pada hari itu, ya baru akan saya ceritakan ini :) Jujur, malam sebelumnya saya susah tidur. Setiap detik selalu kepikiran besok dan besok, hari ketika saya akan mendapatkan kepastian apakah mimpi saya terwujud ... atau tertunda.
Ketika beberapa hari sebelumnya saya ditelepon oleh Mas Yosua, salah satu panitia Kompetiblog 2011 yang juga pemenang Kompetiblog 2010, bahwa saya masuk 30 besar dan diundang untuk mengikuti acara Penyerahan Hadiah Kompetiblog 2011, saya cukup bersemangat untuk datang, menang atau tidak urusan belakangan, kan masih dirahasiakan. Semangat itu mulai menipis ketika Mas Yosua menanyakan domisili saya dan menyarankan saya untuk tidak memaksakan diri untuk datang kalau memang Jogja--Jakarta dirasa memberatkan. Meskipun Mas Yosua sudah mengatakan bahwa pemenang yang tidak datang toh juga akan dihubungi, logika bodoh saya mengatakan bahwa PEMENANG tentunya DIHARAPKAN untuk DATANG pada acara PENYERAHAN HADIAH tersebut. Buat saya yang tiba-tiba menjadi pesimis, saran agar saya tidak usah memaksakan diri untuk datang tersebut memiliki semacam implikasi bahwa saya tidak menang, kehadiran saya tidak cukup signifikan.
Photo courtesy of Yosua Kristianto |
Ketika beberapa hari sebelumnya saya ditelepon oleh Mas Yosua, salah satu panitia Kompetiblog 2011 yang juga pemenang Kompetiblog 2010, bahwa saya masuk 30 besar dan diundang untuk mengikuti acara Penyerahan Hadiah Kompetiblog 2011, saya cukup bersemangat untuk datang, menang atau tidak urusan belakangan, kan masih dirahasiakan. Semangat itu mulai menipis ketika Mas Yosua menanyakan domisili saya dan menyarankan saya untuk tidak memaksakan diri untuk datang kalau memang Jogja--Jakarta dirasa memberatkan. Meskipun Mas Yosua sudah mengatakan bahwa pemenang yang tidak datang toh juga akan dihubungi, logika bodoh saya mengatakan bahwa PEMENANG tentunya DIHARAPKAN untuk DATANG pada acara PENYERAHAN HADIAH tersebut. Buat saya yang tiba-tiba menjadi pesimis, saran agar saya tidak usah memaksakan diri untuk datang tersebut memiliki semacam implikasi bahwa saya tidak menang, kehadiran saya tidak cukup signifikan.
Mana saya tahu kalau saat menelepon semua 30 besar itu, Mas Yosua ternyata juga nggak tahu pemenangnya siapa, hahaha
Pagi tanggal 9 Juni saya menyibukkan diri dengan pengerjaan skripsi dan .... *pettttttt* siangnya listrik tiba-tiba mati. "Yahhhh..." teriak saya saat itu. Detik saat listrik mati tersebut, bukan si skripsi tertunda yang saya sayangkan, tetapi kemungkinan tersendatnya pemantauan pengumuman Kompetiblog 2011 :) Lelah mengerjakan skripsi, saya leyeh-leyeh di kamar sembari menunggu pengumuman ... dan ketiduran -_-" Saya terbangun sekitar pukul tiga sore, listrik masih mati, dan saya memantau twitter @studidibelanda melalui hape dengan baterai pas-pasan. Sebentar-sebentar timeline @studidibelanda saya reload sampai akhirnya muncullah nama saya dan kata Utrecht dalam satu kalimat:
Juara 2 yg juga mendapat kesempatan k utrecht krn #k2011 adalah Titi sari AK
Rasanya pengen ketawa dan nangis pada saat bersamaan. Genangan air mata mulai menyebabkan pandangan mengabur, tetapi mulut ini rasanya tak bisa behenti cengengesan sambil mengucap syukur :') Saya kemudian melakukan hal paling paradoksal dalam hidup saya: sujud syukur dengan masih menggunakan hotpants, kostum tidur saya siang itu xD Saya segera lari ke lantai bawah dan mengabarkan pada papa dan mama yang sedang leyeh-leyeh sambil ngobrol di depan tv yang tidak menyala (Ini kenapa sekeluarga hobi leyeh-leyeh semua yaa :p)
And the rest is history :)
Thank you, NESO! See you tomorrow :*