Tuesday, July 19, 2011

Tanggal Sembilan Bulan Keenam Silam

Belakangan ini terkadang saya harus terhenti-henti mengerjakan skripsi karena deraan nyeri punggung yang bertubi-tubi (nggak separah itu deng, biar berima aja :p) Seperti sekarang ini, jam segini saya udah leyeh-leyeh hanya berarti bahwa si punggung tersayang minta diistirahatkan. Saat leyeh-leyeh begitu saya refleks melamun dan mengalami semacam momen ketersadaran: UDAH TANGGAL SEGINI LHOOO! Rasanya masih kayak mimpi saya sebentar lagi akan menginjakkan kaki di negeri Walandi. Bahkan tanggal segini sebulan lagi, saya sudah ada di Indonesia lagi. Time does fly :)

Setelah sempat berkelana ke masa depan, lamunan saya jalan-jalan ke belakang dan terhenti pada tanggal sembilan bulan keenam silam.

9 Juni 2011? Iya, hari bersejarah itu, hari pengumuman Kompetiblog 2011 dengan hasil yang masih sukar saya percayai sampai sekarang itu. Apa yang pemenang ke-1 rasakan pada hari itu bisa kalian baca di sini dan apa yang pemenang ke-2 rasakan pada hari itu, ya baru akan saya ceritakan ini :) Jujur, malam sebelumnya saya susah tidur. Setiap detik selalu kepikiran besok dan besok, hari ketika saya akan mendapatkan kepastian apakah mimpi saya terwujud ... atau tertunda.

Photo courtesy of Yosua Kristianto

Ketika beberapa hari sebelumnya saya ditelepon oleh Mas Yosua, salah satu panitia Kompetiblog 2011 yang juga pemenang Kompetiblog 2010, bahwa saya masuk 30 besar dan diundang untuk mengikuti acara Penyerahan Hadiah Kompetiblog 2011, saya cukup bersemangat untuk datang, menang atau tidak urusan belakangan, kan masih dirahasiakan. Semangat itu mulai menipis ketika Mas Yosua menanyakan domisili saya dan menyarankan saya untuk tidak memaksakan diri untuk datang kalau memang Jogja--Jakarta dirasa memberatkan. Meskipun Mas Yosua sudah mengatakan bahwa pemenang yang tidak datang toh juga akan dihubungi, logika bodoh saya mengatakan bahwa PEMENANG tentunya DIHARAPKAN untuk DATANG pada acara PENYERAHAN HADIAH tersebut. Buat saya yang tiba-tiba menjadi pesimis, saran agar saya tidak usah memaksakan diri untuk datang tersebut memiliki semacam implikasi bahwa saya tidak menang, kehadiran saya tidak cukup signifikan.

Mana saya tahu kalau saat menelepon semua 30 besar itu, Mas Yosua ternyata juga nggak tahu pemenangnya siapa, hahaha

Pagi tanggal 9 Juni saya menyibukkan diri dengan pengerjaan skripsi dan .... *pettttttt* siangnya listrik tiba-tiba mati. "Yahhhh..." teriak saya saat itu. Detik saat listrik mati tersebut, bukan si skripsi tertunda yang saya sayangkan, tetapi kemungkinan tersendatnya pemantauan pengumuman Kompetiblog 2011 :) Lelah mengerjakan skripsi, saya leyeh-leyeh di kamar sembari menunggu pengumuman ... dan ketiduran -_-" Saya terbangun sekitar pukul tiga sore, listrik masih mati, dan saya memantau twitter @studidibelanda melalui hape dengan baterai pas-pasan. Sebentar-sebentar timeline @studidibelanda saya reload sampai akhirnya muncullah nama saya dan kata Utrecht dalam satu kalimat:

Juara 2 yg juga mendapat kesempatan k utrecht krn #k2011 adalah Titi sari AK

Rasanya pengen ketawa dan nangis pada saat bersamaan. Genangan air mata mulai menyebabkan pandangan mengabur, tetapi mulut ini rasanya tak bisa behenti cengengesan sambil mengucap syukur :') Saya kemudian melakukan hal paling paradoksal dalam hidup saya: sujud syukur dengan masih menggunakan hotpants, kostum tidur saya siang itu xD Saya segera lari ke lantai bawah dan mengabarkan pada papa dan mama yang sedang leyeh-leyeh sambil ngobrol di depan tv yang tidak menyala (Ini kenapa sekeluarga hobi leyeh-leyeh semua yaa :p)

And the rest is history :)

Thank you, NESO! See you tomorrow :*

Sunday, July 10, 2011

Bike to Eat #1: Mangut Lele Nasi Jaya

Awal-awal masa pacaran satu setengah tahunan silam (saya menyebutnya Pacaran Season 1 :D), saya dan pacar punya jadwal ngedate rutin tiap Minggu pagi: gowes bareng buat hunting kuliner di wilayah Gamping-Godean dan sekitarnya (pacarku tetanggaku :p). Sewaktu si pacar liburan di sini setengah tahunan lalu a.k.a Pacaran Season 2, sekali dua kali kami masih gowes bareng meskipun udah nggak sesering Season 1. Nggak ada pacar pun toh biasanya saya punya teman gowes setia yang adalah teman SMA saya. Sejak si teman SMA tersebut keterima bekerja di Kalimantan, praktis saya makin jarang nyepeda dan lihatlah akibatnya: dalam waktu setengah tahun a = 2b berubah menjadi 2a = 3b dengan (a = berat badan si pacar) dan (b = berat badan saya). Harusnya saya senang karena itu berarti si pacar makin mengurus dan mengganteng #huek, tapi ternyata itu juga berarti saya memberat T_T


Dalam rangka mewujudkan rasio berat badan ke angka yang wajar, pagi tadi saya gowes nemenin papa hunting mangut lele di daerah mBedingin, Sumberadi, Mlati. Dengan mempertimbangkan kontur wilayah Djogja, papa sengaja milih lokasi di utara supaya asas bersakit-sakit-dahulu-bersenang-senang-kemudian terpenuhi (berangkat nanjak, pulang nyaris nggak ngayuh). Pada judul dibubuhkan #1 dengan harapan bakalan ada #2, #3, #4, dan seterusnya. Nggak ngerti juga deh kalo nyepeda tapi tujuannya cari makan begitu bakal berefek terhadap penurunan berat badan ato nggak. Yang jelas lama tidak bersepeda berefek pada menurunnya stamina tubuh saya. Baru sampai perempatan Kronggahan, saya udah minta berhenti buat minum dan pandangan tiba-tiba berkunang-kunang +_+ Tapi ini semua harus dilalui demi bisa makan ini:


Saya sering diomelin pacar ketika di rumah makan dan sudah kenyang, saya tetap memaksakan diri untuk menghabiskan suatu makanan dengan alasan pekewuh sama yang jualan. Menurut saya makanan tidak habis = penjual makanan berasumsi makanannya tidak enak >> saya pekewuh. Jadi sekenyang apapun saya, saya mengusahakan untuk menghabiskan makanan pesanan saya (pekewuh penyebab gendut :-S). Tapi lihat dong itu porsinya, huhuhuh. Terpaksa saya cuma makan sepertiganya, itu pun papa udah bantuin ngabisin tempe gembusnya. Lagian mangut lele yang ini biasa aja, saya lebih suka Mangut Lele Mbak Is di mBantul sana. Saya nggak tahan pedes, tapi sambel petisnya yang di mBantul itu jan... nagiiihhh!! Satu lagi mangut lele yang belum kesampaian adalah Mangut Lele Mbah Marto di daerah ISI, mBantul. Kapan-kapan nyepeda ke sana ah :)

Harga: 2 porsi mangut lele (komplet dengan tahu bacem, tempe gembus, sayur tempe) + 3 mangut lele dibawa pulang + 2 teh panas = 31ribu
Rasa: 6,5/10

Sekian. Semoga ada edisi bike2eat-bike2eat selanjutnya! :D Di Utrecht, mungkin? ;)

P.S. Sesampainya di rumah saya masih gendut :-S

Friday, July 08, 2011

Jangan Menulis Skripsi, Titish

Homer's Brain: Don't you get it? You've gotta use reverse psychology.
Homer: That sounds too complicated.
Homer's Brain: OK, don't use reverse psychology.
Homer: All right, I will!

(The Simpsons)

Ketika pada 2011 ini saya kepikiran melanjutkan novel saya yang terbit pada 2007, pertanyaan besar yang terlintas di pikiran saya adalah: ada yang mau baca nggak ya? EMPAT TAHUN sepertinya bukan waktu yang ideal untuk selisih penerbitan sebuah sekuel. Keburu basi, euy! Apalagi ini novel remaja yang pembaca novel pertamanya sudah tidak remaja lagi setelah empat tahun :D Saya sendiri juga tidak menyangka kalau saya BENERAN bisa kepikiran untuk melanjutkan novel ini. Meskipun selama empat tahun ini cukup banyak yang ngoyak2 menagih novel itu dilanjutkan, jujur saya tidak terlalu menggubris permintaan2 itu :p Saya bukan tipe penulis yang bisa dipaksa untuk menulis. Pada dasarnya saya memang nggak suka disuruh dan didikte deng. Saya jenis manusia yang seringnya mempan sama reverse psychology :p


Saya selalu iri kepada teman-teman saya yang "bisa dipaksa" dan oleh karenanya sangat produktif dalam menulis. Si ini rajin ikut lomba karya tulis, si itu TL-nya penuh sama proyek nulis keroyokan. Dengan tema lomba dan proyek nulis yang macem2 itu, kok mereka bisa tho yaa MEMULAI dan MENYELESAIKAN tulisan2 itu. Bagi saya mereka jenis penulis yang tahan banting, fleksibel dengan tema apa pun yang diberikan kepada mereka, not too picky like me :(

Soal pilih2 dalam menulis ini saya pernah kena batunya sewaktu mengambil mata kuliah Menulis Kreatif. Tugas menulis diberikan dengan tema yang berganti-ganti setiap minggunya. Pada minggu pertama saya bisa menghasilkan tulisan terbaik karena memang tugas yang diberikan saya anggap menarik, tetapi beberapa minggu setelahnya bisa jadi saya gagal menghasilkan tulisan yang baik karena mengerjakan tugas itu pun saya tidak x( Walhasil nilai mata kuliah Menulis Kreatif saya ambyar :-S

Oh, dan pengalaman tentang Kompetiblog TAHUN LALU tentunya harus disinggung dalam hal "menulis paksa" ini. Lho, kok, tahun lalu? Menjadi pemenang untuk tahun ini bukan berarti saya tahu tentang Kompetiblog ini juga baru tahun ini. Berarti tahun lalu menjadi peserta juga dan gagal ya? Nggak juga. Meskipun ke Belanda sudah menjadi impian saya bertahun-tahun, ketika tahun lalu saya mendengar ada kesempatan untuk mewujudkan mimpi itu, saya bergeming. Saya tidak mengatakan tema tahun lalu tidak menarik, saya hanya merasa dengan tema itu saya tidak akan menghasilkan tulisan maksimal yang bisa mengantarkan saya ke Belanda. Jadi Kompetiblog 2010 saya biarkan lewat, tanpa saya mencoba untuk mengikutinya. Kenapa nggak dicoba dulu? Dibilang saya nggak bisa dipaksa untuk nulis! Huhuhuh :-S Lagian Juli--Agustus saya sedang KKN juga :)


Menulis tentang profil pemenang Kompetiblog 2011 bikin saya mengingat2 sepak-terjang saya dalam menulis. Rasanya saya semacam hidup dari menulis, tapi begitu diingat2 lagi kok ternyata tulisan saya sedikit ya, hahaha ... Dan ketika saya pikirkan lagi alasannya, saya tahu kenapa: Saya hanya mengikuti lomba-lomba menulis yang saya yakini saya bisa maksimal di situ, saya cuma siap menang, saya tidak cukup berani untuk belajar dan mencoba ...

Saya takut gagal.

Bulan September ini ada deadline lomba menulis cerpen dengan hadiah menggiurkan dan sekarang saya tidak punya ide di kepala sama sekali. Saya yang dulu akan segera melupakan lomba itu dan saya yang sekarang akan mengatur waktu untuk MENCARI ide itu :)

P.S. image taken from here and here

Sunday, July 03, 2011

(Un)used Stamps

Sudah beberapa bulan ini Postcrossing stats yang dikirim ke email saya menunjukkan angka yang memprihatinkan:

Days your mailbox was happy: 0

Kotak pos saya belakangan memang nganggur. Selain karena si pacar-yang-berjarak-5.091km itu memang sedang malas berkirim kartu pos #curcol #demanding, saya juga sedang meliburkan akun postcrossing saya sehubungan dengan melonjaknya pengeluaran untuk bermain2-dengan-kartu-pos ini. Salah saya sendiri sih milih hobi kok hobi mahal, huks. Di tengah hantaman krisis finansial tersebut, bagaimana saya tidak girang mendapat kiriman kartu pos beramplop dari Brazil dengan tulisan berikut:

As the stamps on your envelope were NOT cancelled, I do send them back to you, you can use them again ...

yang disertai dengan secarik kertas warna-warni berikut:

Perangko2 yang sudah pernah ke Brazil. Betapa irinya saya pada perangko2 ini.

Kiriman tersebut berasal dari rekan-tukar2an-kartu-pos di Brazil yang beberapa minggu sebelumnya saya kirimi belasan kartu pos dalam amplop dengan biaya 33k tersebut. Akibat kelalaian Pak Pos, telah sampailah perangko2 tersebut di Brazil dalam keadaan mulus tanpa cap dan sampai kembali di tangan saya dengan harapan dari sang-rekan-Brazil agar saya gunakan kembali ....

... which is C.U.R.A.N.G :-S

May I?